Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Fiksi Tangerang


Cerita Fiksi Tangerang

Ceritakan cerita fiksi dari tangerang​

1. Ceritakan cerita fiksi dari tangerang​


Si Ayub dari Teluk Naga

Jero adalah jagoan betawi yang sedang ngamuk hingga membuat seisi kampung dibuat kalang kabut. Akhirnya Jero dilaporkan kepada meneer Marsose untuk menangkap Jero. Namun sebelum kaki tangan menir datang, Jero sudah di lumpuhkan terlebih dahulu oleh Ayub (Pangky Suwito)yang ingin menggangu Mpok Dimah dan dirinya perjalanan. Setelah Jero menyerah, maka datanglah anak buah Wan Abud, Betok (WD Mochtar) dan kawannya untuk menangkap Jero dan menyerahkannya pada Tuan Fran De Break seorang Marsose, seolah-olah anak buahnya adalah pahlawannya. Jero pun di serahkan kepada marsose oleh anak buah Wan Abud seorang penjilat yang juga kaki tangan Belanda. Jeropun akhirnya di masukkan kedalam sel.

Sementara kalahnya Jero oleh seorang bocah ingusan membuat penasaran para jagoan di kampung tersebut. Ayub adalah seorang yatim piatu yang sejak kecil ikut ko Asiong, dan di ajarkan ilmu silat hingga dewasa, dan saatnya Ko Asiong pulang ke negeri leluhurnya di tanah Tiongkok. Akhirnya Ayub diserahkan oleh Asiong ke saudara angkatnya Nyi Dimah (Marlia Hardi) dan dijadikan menjadi anak angkatnya. Ayub di ajarkan ilmu bela diri dan juga belajar mengaji.

Suatu hari Ayub di suruh Nyi Dimah untuk memetik kelapa di kebon, namun tiba-tiba di kejutkan oleh teriakan seorang perempuan yang meminta tolong karena hendak di perkosa oleh Tatang dan kawan-kawan jagoan dari Pintu Air. Namun Ayub mampu menyelamatkan perempuan tersebut hingga akhirnya mengantarkan kerumahnya. Perempuan tersebut adalah Rogayah (Yati Octavia), sementara itu di penjara Marsose, Jero akhirnya bebas. Dalam perjalanan pulang, Jero bertemu kembali dengan Ayub. Jero ingin membalas dendam, namun sayang akhirnya ia juga kalah lagi.

********

Wan abud datang ke rumah Nyi Dimah untuk membeli kebon kelapanya dan rumahnya. Namun Nyi Dimah menolaknya. Wan abud mengancam akan melaporkannya pada Marsose.

Rogayah akhirnya datang kerumah Mpok Dimah untuk mengunjungi Ayub. Ketika dalam perjalanan menuju pulang dengan di antar Ayub, ditengah jalan keduanya di hadang oleh anak buah Wan Abud dan Bang Leman guru Jero. Ayub akhirnya berkelahi namun sayang sekali Jero dan gurunya Leman akhirnya berkelahi dan terbunuh oleh Ayub. Maka segeralah Betok dan hasan bergegas ke Tuan Frans De Break untuk mengabarkan kalau Ayub telah membunuh. Marsose akhirnya menyuruh anak buahnya untuk menangkap Ayub ke rumahnya. Namun sayang Ayub tidak ada dirumah karena sedang mengantar Rogayah. Akhirnya Nyi dimahlah yang dibawa menghadap ke Marsose.

Di kantor Marsose, Nyi Dimah di paksa tanda tangan oleh Wan Abud untuk menjual tanahnya dengan harga 1000 perak. Namun disaat bersamaan datanglah Ayub yang menyerahkan diri dengan syarat agar Marsose membebaskan Mpok Dimah, dan menggagalkan usaha Wan Abud. Usahanya berhasil, Ayub ditangkap dan Nyi Dimah di bebaskan. Akhirnya Ayub di penjara. Saat ayub di penjara, maka Rogayah menjenguknya ke penjara. Berbekal siasat yang di pakainya, akhirnya Rogayah berhasil menggunakan tipu muslihatnya untuk mengambil kunci pada penjaga penjara dan diserahkan pada Ayub untuk melarikan diri.

****

Setelah berhasil melarikan diri, Ayub langsung menuju rumah Rogayah dan menyuruhnya menyampaikan pada Nyi Dimah kalau ia sudah keluar bui dan kalau keadaan sudah aman Ayub akan kembali. Namun sesampai di rumah Nyi Dimah, Rogayah kaget karena ternyata Nyi Dimah sudah meninggal karena di bunuh anak buah wan Abud yang memaksanya menjual tanah. Nyi Dimah di bunuh oleh Betok dan kawannya. Walau Wan abud girang atas hasil yang diraih Betok untuk menguasai rumah Nyi Dimah, namun Wan abud kaget ketika harus menghadap Wan Abud karena Ayub kabur.

Sementara itu setelah mengetahui kematian Nyi Dimah, Ayub bermaksud menuntut balas pada Wan Abud. Ayub berhasil menumpas anak buah Wan Abud, dan berhasil mengambil kembali surat segel tanah yang telah di ambil paksa dari Nyi dimah.(sumber: jusufs)


2. cerita fiksi ditangerang


Rahasia Di Balik Banjir Besar di Cisadane

3. Menceritakan tentang apa cerita fiksi kota tangerang?


Cerita fiksi tentang kota Tangerang bercerita tentang.....

Cerita fiksi yang berasal dari Kota Tangerang dikenal dengan kisah Pangeran Cisadane atau yang lebih dikenal juga dengan sebutan Pangeran Cisadane. Pendekar Cisadane merupakan kisah heroik, sama seperti kisah Si Pitung, Si Jampang, dan Bang Pi'i dari daerah Betawi atau Muhammad Toha dari daerah Bandung.

Sedangkan cerita Pangeran Cisadane adalah Dikisahkan bahwa dulu ada penghuni sungai Cisadane berwujud buaya yang mengganggu warga sekitar Cisadane. Singkat Cerita, Pendekar Cisadane mengalahkan Ratu Siluman Buaya yang membuat resah warga sekitar. Setelah mengalahkan Ratu Siluman Buaya, suasana kembali tentram.

Pembahasan

Cerita fiksi yaitu merupakan karangan yang mengisahkan tentang cerita yang berdasarkan khayalan dan proses dari imajinasi si pengarang.

Ciri-ciri cerita fiksi:

Cerita fiksi yiatu bersifat rekaan atau imajinatif saja dari pengarang.Cerita fiksi yaitu menggunakan bahasa yang konotatif.Tidak mempunyai sistematika yang baku.Lebih berfokus dan menyasar pada perasaan serta emosional bagi pembacanya.Mempunyai tujuan dan pesan moral.Cerita fiksi mempunyai kebenaran yang relatif dan tidak bersifat mutlak.Cerita fiksi bisa menampilkan sudut pandang yang berbeda.Pelajari lebih lanjut

Materi penjelasan tentang cerita fiksi yaitu pada link

https://brainly.co.id/tugas/16027530

Materi penjelasan tentang ciri-ciri teks fiksi tempo yaitu pada link

https://brainly.co.id/tugas/9869550

Materi penjelasan tentang contoh teks fiksi yaitu pada link

https://brainly.co.id/tugas/4715958

Detil Jawaban

Kelas     : 11

Mapel    : Bahasa Indonesia

Bab        : Bab 4 - Pengayaan Buku Fiksi dan Non Fiksi

Kode      : 11.1.4

#AyoBelajar


4. Apa cerita fiksi tentang kota tangerang


Si Ayub dari Teluk Naga

Jero adalah jagoan betawi yang sedang ngamuk hingga membuat seisi kampung dibuat kalang kabut. Akhirnya Jero dilaporkan kepada meneer Marsose untuk menangkap Jero. Namun sebelum kaki tangan menir datang, Jero sudah di lumpuhkan terlebih dahulu oleh Ayub (Pangky Suwito)yang ingin menggangu Mpok Dimah dan dirinya perjalanan. Setelah Jero menyerah, maka datanglah anak buah Wan Abud, Betok (WD Mochtar) dan kawannya untuk menangkap Jero dan menyerahkannya pada Tuan Fran De Break seorang Marsose, seolah-olah anak buahnya adalah pahlawannya. Jero pun di serahkan kepada marsose oleh anak buah Wan Abud seorang penjilat yang juga kaki tangan Belanda. Jeropun akhirnya di masukkan kedalam sel.
Sementara kalahnya Jero oleh seorang bocah ingusan membuat penasaran para jagoan di kampung tersebut. Ayub adalah seorang yatim piatu yang sejak kecil ikut ko Asiong, dan di ajarkan ilmu silat hingga dewasa, dan saatnya Ko Asiong pulang ke negeri leluhurnya di tanah Tiongkok. Akhirnya Ayub diserahkan oleh Asiong ke saudara angkatnya Nyi Dimah (Marlia Hardi) dan dijadikan menjadi anak angkatnya. Ayub di ajarkan ilmu bela diri dan juga belajar mengaji.
Suatu hari Ayub di suruh Nyi Dimah untuk memetik kelapa di kebon, namun tiba-tiba di kejutkan oleh teriakan seorang perempuan yang meminta tolong karena hendak di perkosa oleh Tatang dan kawan-kawan jagoan dari Pintu Air. Namun Ayub mampu menyelamatkan perempuan tersebut hingga akhirnya mengantarkan kerumahnya. Perempuan tersebut adalah Rogayah (Yati Octavia), sementara itu di penjara Marsose, Jero akhirnya bebas. Dalam perjalanan pulang, Jero bertemu kembali dengan Ayub. Jero ingin membalas dendam, namun sayang akhirnya ia juga kalah lagi.
********
Wan abud datang ke rumah Nyi Dimah untuk membeli kebon kelapanya dan rumahnya. Namun Nyi Dimah menolaknya. Wan abud mengancam akan melaporkannya pada Marsose.
Rogayah akhirnya datang kerumah Mpok Dimah untuk mengunjungi Ayub. Ketika dalam perjalanan menuju pulang dengan di antar Ayub, ditengah jalan keduanya di hadang oleh anak buah Wan Abud dan Bang Leman guru Jero. Ayub akhirnya berkelahi namun sayang sekali Jero dan gurunya Leman akhirnya berkelahi dan terbunuh oleh Ayub. Maka segeralah Betok dan hasan bergegas ke Tuan Frans De Break untuk mengabarkan kalau Ayub telah membunuh. Marsose akhirnya menyuruh anak buahnya untuk menangkap Ayub ke rumahnya. Namun sayang Ayub tidak ada dirumah karena sedang mengantar Rogayah. Akhirnya Nyi dimahlah yang dibawa menghadap ke Marsose.
Di kantor Marsose, Nyi Dimah di paksa tanda tangan oleh Wan Abud untuk menjual tanahnya dengan harga 1000 perak. Namun disaat bersamaan datanglah Ayub yang menyerahkan diri dengan syarat agar Marsose membebaskan Mpok Dimah, dan menggagalkan usaha Wan Abud. Usahanya berhasil, Ayub ditangkap dan Nyi Dimah di bebaskan. Akhirnya Ayub di penjara. Saat ayub di penjara, maka Rogayah menjenguknya ke penjara. Berbekal siasat yang di pakainya, akhirnya Rogayah berhasil menggunakan tipu muslihatnya untuk mengambil kunci pada penjaga penjara dan diserahkan pada Ayub untuk melarikan diri.
****
Setelah berhasil melarikan diri, Ayub langsung menuju rumah Rogayah dan menyuruhnya menyampaikan pada Nyi Dimah kalau ia sudah keluar bui dan kalau keadaan sudah aman Ayub akan kembali. Namun sesampai di rumah Nyi Dimah, Rogayah kaget karena ternyata Nyi Dimah sudah meninggal karena di bunuh anak buah wan Abud yang memaksanya menjual tanah. Nyi Dimah di bunuh oleh Betok dan kawannya. Walau Wan abud girang atas hasil yang diraih Betok untuk menguasai rumah Nyi Dimah, namun Wan abud kaget ketika harus menghadap Wan Abud karena Ayub kabur.
Sementara itu setelah mengetahui kematian Nyi Dimah, Ayub bermaksud menuntut balas pada Wan Abud. Ayub berhasil menumpas anak buah Wan Abud, dan berhasil mengambil kembali surat segel tanah yang telah di ambil paksa dari Nyi dimah.
1. Cerita si ayub dari teluknaga tangerang yang berjuang membela kaum tertindas yang di lakukan oleh para penjajah
2. Cerita pendekar Cisadane
3. Cerita di balik banjir besar kali cisadane

5. cerita fiksi kota tangerang


Mata tangsel - Pamulang, Tangsel

Bagi penduduk asli pamulang tentu tidak asing lagi dengan situ Pamulang atau sasak. Situ Pamulang yang berada di Jl. Raya Padjajaran, Kedaung, Pamulang, Tangerang selatan - Banten ini letaknya berada di pinggir jalan yang menghubungkan antara Pamulang dengan Ciputat. Situ Pamulang sendiri banyak di sambangi oleh sebagian masyarakat sekitar Pamulang untuk berekreasi gratis. Tempatnya yang teduh dan asri menjadikan situ Pamulang menjadi tempat yang asyik buat sekedar nongkrong - nongkrong anak muda maupun para pecinta hobi mancing yang sekedar iseng dan melepas kepenatan setelah seminggu lamanya bekerja.

Walaupun setelah bolak-balik mengalami perombakan oleh pemerintah setempat kini wajah situ Pamulang terlihat lebih muda dan bertambah asri. Namun di balik keasrian situ Pamulang, tempat ini banyak meninggalkan mistery tersendiri terutama oleh warga sekitar yang dari kecil mengetahui sejarah situ Pamulang. Menurut warga sekitar danau situ Pamulang dulunya sering meminta korban, seperti tenggelamnya enam anak baru gede ( ABG ) pada hari minggu pagi 14/9/2008 atau 7 tahun silam menambah kesan mistery pada danau situ Pamulang.

Menurut mitos sebagian warga, akan ada korban tenggelam jika ada penampakan seekor buaya di permukaan setu. ujar salah satu warga Jl. Saidin , Bambu Apus yang tidak mau di sebutkan namanya. Menurut warga tersebut kebanyakan korban tenggelam di situ Pamulang merupakan warga dari daerah lain karena warga setempat ketika berenang di setu Pamulang bahkan sampai keseberang tidak pernah terjadi apa-apa. Sebelum tahun 1980an ujar warga tersebut warga dari wilayah Serpong, Pondok petir dan wilayah disekitarnya yang berenang di setu Pamulang akhirnya tewas tenggelam.

Menurutnya dulu ada bambu yang menancap ditengah yang menandakan titik tengah danau atau disebut kedung buaya padahal katanya buayanya kadang ada kadang juga tidak ada.

Sebelum di aspal pada tahun 1975, jalan raya padjajaran dahulunya adalah jalan berbatu yang sering dilewati oleh pedagang menggunakan sepeda yang akan menuju ke Ciputat maupun kebayoran Lama. Saat ini Jl. Raya Padjajaran sudah ramai dilewati oleh berbagai kendaraan baik sepeda motor maupun Mobil. Karena Jl. Raya Padjajaran tersebut sudah lebar dan sudah banyak dilalui kendaraan tak ayal banyak kecelakaan yang mengakibatkan korban luka maupun korban tewas.

6. Cerita fiksi maupun non fiksi yg ada di tangerang


cerita fiksi ialah cerita yg tidak bedasarkan kenyataan atau khayalan

non fiksi ialah cerita nyata yg betul betul terjadi dalam kehidupan


7. Apa saja cerita fiksi kota Tangerang?


si ayup dari teluk nagasi ayub dari teluk naga

8. cerita fiksi tentang kota tangerang


Pendekar Cisadane  

Pendekar Cisadane adalah seorang pahlawan yang telah memb*n*h Ratu Siluman Buaya di daerah sungai Cisadane. Dahulu kala terdapat penjaga sungai Cisadane, dia berwujud buaya dan sering meneror warga sekitar Cisadane. Pendekar Cisadane pun muak, dan akihrnya memb*n*h Ratu Siluman Buaya dengan kesaktian khusus yang dia miliki demi melindungi masyarakat. Dengan tiadanya penunggu Sungai Cisadane masyarakat menjadi aman dan nyaman. Sehingga Pendekar Cisadane dijadikan seorang pahlawan.  

Pendekar Cisadane lahir pada 1930 di Sukadiri, Tangerang. Bernama asli Surya, dia adalah orang yang pandai dalam ilmu silat. Surya sendiri telah mempelajari ilmu silat dari H. Karim, ulama di Rawa Kidang. Dan diperdalam lagi melalui seorang guru Tionghoa yaitu Ko Beng Hok. Dia memiliki ilmu silat dan kesaktian lain. Pendekar Cisadane adalah orang yang ramah dan baik hati, dia tidak segan-segan menolong seseorang yang sedang kesusahan. Cerita ini tidak banyak diketahui terutama oleh generasi pmuda. Seharusnya kita dapat mncontoh keberanian dari Pendekar Cisadane ini. Belum ada bukti yang kuat, hanya Sungai Cisadane sebagai bukti yang ada kala itu.

Pembahasan

Fiksi berarti khayalan atau imajinasi. Cerita fiksi berarti cerita yang berasal dari imajinasi atau tidak benar-benar terjadi. Cerita fiksi banyak terdapat kejadian yang dilebih-lebihkan.

Ciri-Ciri Cerita Fiksi

Cerita fiksi adalah peristiwa yang tidak pernah terjadi. Cerita ini hanya berasal dari imajinasi.Cerita fiksi menggabungkan beberapa kebenaran dengan imajinasi, sehingga bersifat tidak nyata.Cerita fiksi melebih-lebihkan keadaan yang digambarkan oleh penggunaan majas.Cerita fiksi tidak terstruktur.Cerita fiksi membawakan cerita dengan memperhatikan perasaan.Cerita fiksi memberikan nasehat bagi pembacanya.

Struktur Cerita Fiksi

Abstrak

Abstrak merupakan bacaan singkat yang mencakup keseluruhan ceria atau yang biasa disebut sinopsis.

Orientasi

Orientasi merupakan bagian tertulis unsur intrinsik pada cerita seperti tema, latar belakang, dan penokohan.

Komplikasi  

Komplikasi merupakan puncak masalah yang dialami oleh tokoh utama.  

Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap awal peneyelesaian masalah, yang dimulai dengan menyelesaikan hal-hal kecil.

Resolusi

Resolusi merupakan tahap akhir masalah dengan menyelesaikan keseluruhan masalah yang dialami tokoh utama.

Koda

Koda merupakan bagian penutup dalam cerita, dengan menuliskan amanat yang diberikan kepada pembaca.

Unsur Intrinsik Cerita Fiksi

Tema

Tema merupakan gagasan pokok yang akan menentukan judul, isi, konflik dan alur dalam cerita.

Tokoh

Tokoh merupakan pemeran sebuah dialog dalam cerita fiksi.  

Jenis-Jenis Tokoh

a) Berdasarkan keterlibatan tokoh

Tokoh sentral (utama) : Merupakan tokoh yang mengalami masalah utama dalam cerita.Tokoh bawahan : Merupakan tokoh yang akan menemani tokoh utama dalam penyelesaian masalah.Tokoh latar (pembantu) : Merupakan tokoh yang menjadi musuh atau tokoh yang menjadi rakyat jelata (hanya melengkapi).

b) Berdasarkan Watak Penokohan

Tokoh Antagonis : Tokoh yang memiliki kepribadian yang baikTokoh protagonis : Tokoh yang memiliki kepribadian yang jahat atau burukAlur

Alur merupakan jalur penceritaan secara urut dari awal hingga penutupan cerita.

Konflik

Konflik merupakan masalah yang dialami seorang tokoh yang diperdebatkan dalam cerita.

Klimaks

Klimaks merupakan puncak penderitaan tertinggi sebab suatu konflik yang dialami tokoh.

Latar

Latar merupakan keterangan tempat, waktu, dan suasana yang terjadi dalam cerita.

Amanat (Nilai Moral)

Amanat merupakan sebuah pembelajaran dari konflik yang dialami tokoh dalam cerita.

Sudut pandang

Sudut pandang merupakan cara yang digunakan penulis dalam menyajikan suatu tokoh dan alur cerita.

Penokohan

Penokohan merupakan penyajian tokoh-tokoh dengan wataknya yang ada di dalam cerita.

Jenis-Jenis Cerita Fiksi

Legenda

Legenda merupakan cerita yang tidak disucikan para leluhur, tapi pernah terjadi. Legenda diambil peran oleh manusia berkekuatan ajaib atau magis atau mistis.

Mitos

Mitos merupakan cerita rakyat yang disucikan para leluhur dan pernah terjadi. Mitos ini mengambil tokoh dewa atau mahkluk berkekuatan dewa.

Dongeng

Dongeng adalah cerita rakyat yang pernah terjadi atau nyata, tanpa terdapat bukti.

======================================

Pelajari Lebih LanjutIsi cerita fiksi : brainly.co.id/tugas/14458890Contoh cerita fiksi : brainly.co.id/tugas/2994717Detail JawabanKelas : VIIIMapel : Bahasa IndonesiaBab : Bab 3 - Membaca CerpenKode Kategorisasi : 8.1.3Kata Kunci : Fiksi, Cerita fiksi

===========================================

#AyoBelajar

#OptiTeamCompetition


9. Cerita fiksi tentang kota tangerang


cerita tentang asal Mula terjadinya kota tanggerang

Untuk mengungkapkan asal-usul tangerang sebagai kota “Benteng”, diperlukan catatan yang menyangkut perjuangan. Menurut sari tulisan F. de Haan yang diambil dari arsip VOC,resolusi tanggal 1 Juni 1660 dilaporkan bahwa Sultan Banten telah membuat negeri besar yang terletak di sebelah barat sungai Untung Jawa, dan untuk mengisi negeri baru tersebut Sultan Banten telah memindahkan 5 sampai 6.000 penduduk.

Kemudian dalam Dag Register tertanggal 20 Desember 1668 diberitakan bahwa Sultan Banten telah mengangkat Radin Sina Patij dan Keaij Daman sebagai penguasa di daerah baru tersebut. Karena dicurigai akan merebut kerajaan, Raden Sena Pati dan Kyai Demang dipecat Sultan. Sebagai gantinya diangkat Pangeran Dipati lainnya. Atas pemecatan tersebut Ki Demang sakit hati. Kemudian tindakan selanjutnya ia mengadu domba antara Banten dan VOC. Tetapi ia terbunuh di Kademangan.

Dalam arsip VOC selanjutnya, yaitu dalam Dag Register tertanggal 4 Maret 1980 menjelaskan bahwa penguasa Tangerang pada waktu itu adalah Keaij Dipattij Soera Dielaga. Kyai Soeradilaga dan putranya Subraja minta perlindungan kompeni dengan diikuti 143 pengiring dan tentaranya (keterangan ini terdapat dalam Dag Register tanggal 2 Juli 1982). Ia dan pengiringnya ketika itu diberi tempat di sebelah timur sungai, berbatasan dengan pagar kompeni.
Ketika bertempur dengan Banten, ia beserta ahli perangnya berhasil memukul mundur pasikan Banten. Atas jasa keunggulannya itu kemudian ia diberi gelar kehormatan Raden Aria Suryamanggala, sedangkan Pangerang Subraja diberi gelar Kyai Dipati Soetadilaga. Selanjutnya Raden Aria Soetadilaga diangkat menjadi Bupati Tangerang I dengan wilayah meliputi antara sungai Angke dan Cisadane. Gelar yang digunakannya adalah Aria Soetidilaga I. Kemudian dengan perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 17 April 1684, Tangerang menjadi kekuasaan kompeni, Banten tidak mempunyai hak untuk campur tangan dalam mengatur tata pemerintahan di Tangerang. Salah satu pasal dari perjanjian tersebut berbunyi: “Dan harus diketahui dengan pasti sejauh mana batas-batas daerah kekuasaan yang sejak masa lalu telah dimaklumi maka akan tetap ditentukan yaitu daerah yang dibatasi oleh sungai Untung Jawa atau Tangerang dari pantai Laut Jawa hingga pegunungan-pegunungan sejauh aliran sungai tersebut dengan kelokan-kelokannya dan kemudian menurut garis lurus dari daerah Selatan hingga utara sampai Laut Selatan. Bahwa semua tanah disepanjang Untung Jawa atau Tangerang akan menjadi milik atau ditempati kompeni”

Dengan adanya perjanjian tersebut daerah kekuasaan bupati bertambah luas sampai sebelah barat sungai Tangerang. Untuk mengawasi Tangerang maka dipandang perlu menambah pos-pos penjagaan di sepanjang perbatasan sungai Tangerang, karena orang-orang Banten selalu menekan penyerangan secara tiba-tiba. Menurut peta yang dibuat tahun 1962, pos yang paling tua terletak di muara sungai Mookervaart, tepatnya disebelah utara Kampung Baru. Namun kemudian ketika didirikan pos yang baru, bergeserlah letaknya ke sebelah Selatan atau tepatnya di muara sungai Tangerang.

Menurut arsip Gewone Resolutie Van hat Casteel Batavia tanggal 3 April 1705 ada rencana merobohkan bangunan-bangunan dalam pos karena hanya berdinding bambu. Kemudian bangunannya diusulkan diganti dengan tembok. Gubernur Jenderal Zwaardeczon sangat menyetujui usulan tersbut, bahkan diinstruksikan untuk membuat pagar tembok mengelilingi bangunan-bangunan dalam pos penjagaan. Hal ini dimaksudkan agar orang Banten tidak dapat melakukan penyerangan. Benteng baru yang akan dibangun untuk ditempati itu direncanakan punya ketebalan dinding 20 kaki atau lebih. Disana akan ditempatkan 30 orang Eropa dibawah pimpinan seorang Vandrig(Peltu) dan 28 orang Makasar yang akan tinggal diluar benteng. Bahan dasar benteng adalah batu bata yang diperoleh dari Bupati Tangerang Aria Soetadilaga I.

Setelah benteng selesai dibangun personilnya menjadi 60 orang Eropa dan 30 orang hitam. Yang dikatakan orang hitam adalah orang-orang Makasar yang direkrut sebagai serdadu kompeni. Benteng ini kemudian menjadi basis kompeni dalam menghadapi pemberontakan dari Banten. Kemudian pada tahun 1801, diputuskan untuk memperbaiki dan memperkuat pos atau garnisun itu, dengan letak bangunan baru 60 roeden agak ke tenggara, tepatnya terletak disebelah timur Jalan Besar pal 17. Orang-orang pribumi pada waktu itu lebih mengenal bangunan ini dengan sebutan “Benteng”. Sejak itu, Tangerang terkenal dengan sebutan Benteng. Benteng ini sejak tahun 1812 sudah tidak terawat lagi, bahkan menurut “Superintendant of Publik Building and Work” tanggal 6 Maret 1816 menyatakan: “…Benteng dan barak di Tangerang sekarang tidak terurus, tak seorangpun mau melihatnya lagi. Pintu dan jendela banyak yang rusak bahkan diambil orang untuk kepentingan pribadu


10. Bacalah cerita fiksi mengenai Kota Tangerang, Kamu dapat memperoleh ceritafiksi mengenai Kota Tangerang dari berbagai media. Mintalah pendamp☹️​


Jawaban:

Legenda Banjir Sungai Cisadane

Legenda ini mengisahkan tentang dua ekor ular penunggu Sungai Cisadane yang selalu ingin lebih unggul meski keduanya adalah kakak adik. Kemudian mereka berpisah. Si kakak, Naga, ditugaskan oleh dewa ke muara Sungai Cisadane. Ketika Naga menuju muara, ia harus meluapkan Sungai Cisadane agar dapat dengan cepat menuju laut. Si adik, Gede, yang ingin menemui kakaknya pun harus melewati Sungai Cisadane. Ketika melewati Sungai Cisadane untuk bertemu itulah banjir besar terjadi di Kota Tangerang.

#Maafkalausalah

#JadikanTercerdas


11. Menceritakan tentang apa cerita fiksi kota tangerang YANG KAMU BACa


1.cerita tentang pendekar cisadane

2.si Ayub dari teluknaga Tanggerang yang berjuang membela kaum tertindas yang dilakukan

3.cerita di balik banjir besar kali Cisadane


12. Cerita fiksi tentang kota tangerang


Si Ayub dari Teluk Naga

Jero adalah jagoan betawi yang sedang ngamuk hingga membuat seisi kampung dibuat kalang kabut. Akhirnya Jero dilaporkan kepada meneer Marsose untuk menangkap Jero. Namun sebelum kaki tangan menir datang, Jero sudah di lumpuhkan terlebih dahulu oleh Ayub (Pangky Suwito)yang ingin menggangu Mpok Dimah dan dirinya perjalanan. Setelah Jero menyerah, maka datanglah anak buah Wan Abud, Betok (WD Mochtar) dan kawannya untuk menangkap Jero dan menyerahkannya pada Tuan Fran De Break seorang Marsose, seolah-olah anak buahnya adalah pahlawannya. Jero pun di serahkan kepada marsose oleh anak buah Wan Abud seorang penjilat yang juga kaki tangan Belanda. Jeropun akhirnya di masukkan kedalam sel.
Sementara kalahnya Jero oleh seorang bocah ingusan membuat penasaran para jagoan di kampung tersebut. Ayub adalah seorang yatim piatu yang sejak kecil ikut ko Asiong, dan di ajarkan ilmu silat hingga dewasa, dan saatnya Ko Asiong pulang ke negeri leluhurnya di tanah Tiongkok. Akhirnya Ayub diserahkan oleh Asiong ke saudara angkatnya Nyi Dimah (Marlia Hardi) dan dijadikan menjadi anak angkatnya. Ayub di ajarkan ilmu bela diri dan juga belajar mengaji. 
Suatu hari Ayub di suruh Nyi Dimah untuk memetik kelapa di kebon, namun tiba-tiba di kejutkan oleh teriakan seorang perempuan yang meminta tolong karena hendak di perkosa oleh Tatang dan kawan-kawan jagoan dari Pintu Air. Namun Ayub mampu menyelamatkan perempuan tersebut hingga akhirnya mengantarkan kerumahnya. Perempuan tersebut adalah Rogayah (Yati Octavia), sementara itu di penjara Marsose, Jero akhirnya bebas. Dalam perjalanan pulang, Jero bertemu kembali dengan Ayub. Jero ingin membalas dendam, namun sayang akhirnya ia juga kalah lagi. 
********
Wan abud datang ke rumah Nyi Dimah untuk membeli kebon kelapanya dan rumahnya. Namun Nyi Dimah menolaknya. Wan abud mengancam akan melaporkannya pada Marsose. 
Rogayah akhirnya datang kerumah Mpok Dimah untuk mengunjungi Ayub. Ketika dalam perjalanan menuju pulang dengan di antar Ayub, ditengah jalan keduanya di hadang oleh anak buah Wan Abud dan Bang Leman guru Jero. Ayub akhirnya berkelahi namun sayang sekali Jero dan gurunya Leman akhirnya berkelahi dan terbunuh oleh Ayub. Maka segeralah Betok dan hasan bergegas ke Tuan Frans De Break untuk mengabarkan kalau Ayub telah membunuh. Marsose akhirnya menyuruh anak buahnya untuk menangkap Ayub ke rumahnya. Namun sayang Ayub tidak ada dirumah karena sedang mengantar Rogayah. Akhirnya Nyi dimahlah yang dibawa menghadap ke Marsose. 
Di kantor Marsose, Nyi Dimah di paksa tanda tangan oleh Wan Abud untuk menjual tanahnya dengan harga 1000 perak. Namun disaat bersamaan datanglah Ayub yang menyerahkan diri dengan syarat agar Marsose membebaskan Mpok Dimah, dan menggagalkan usaha Wan Abud. Usahanya berhasil, Ayub ditangkap dan Nyi Dimah di bebaskan. Akhirnya Ayub di penjara. Saat ayub di penjara, maka Rogayah menjenguknya ke penjara. Berbekal siasat yang di pakainya, akhirnya Rogayah berhasil menggunakan tipu muslihatnya untuk mengambil kunci pada penjaga penjara dan diserahkan pada Ayub untuk melarikan diri. 
****
Setelah berhasil melarikan diri, Ayub langsung menuju rumah Rogayah dan menyuruhnya menyampaikan pada Nyi Dimah kalau ia sudah keluar bui dan kalau keadaan sudah aman Ayub akan kembali. Namun sesampai di rumah Nyi Dimah, Rogayah kaget karena ternyata Nyi Dimah sudah meninggal karena di bunuh anak buah wan Abud yang memaksanya menjual tanah. Nyi Dimah di bunuh oleh Betok dan kawannya. Walau Wan abud girang atas hasil yang diraih Betok untuk menguasai rumah Nyi Dimah, namun Wan abud kaget ketika harus menghadap Wan Abud karena Ayub kabur. 
Sementara itu setelah mengetahui kematian Nyi Dimah, Ayub bermaksud menuntut balas pada Wan Abud. Ayub berhasil menumpas anak buah Wan Abud, dan berhasil mengambil kembali surat segel tanah yang telah di ambil paksa dari Nyi dimah.


13. kumpulan cerita fiksi dari kota tangerang


Kumpulan cerita fiksi dari Kota Tangerang:
1. Legenda Banjir Sungai Cisadane
Legenda ini mengisahkan tentang dua ekor ular penunggu Sungai Cisadane yang selalu ingin lebih unggul meski keduanya adalah kakak adik. Kemudian mereka berpisah. Si kakak, Naga, ditugaskan oleh dewa ke muara Sungai Cisadane. Ketika Naga menuju muara, ia harus meluapkan Sungai Cisadane agar dapat dengan cepat menuju laut. Si adik, Gede, yang ingin menemui kakaknya pun harus melewati Sungai Cisadane. Ketika melewati Sungai Cisadane untuk bertemu itulah banjir besar terjadi di Kota Tangerang.

2. Legenda Teluk Naga
Legenda ini menceritakan tentang dua ekor naga yang sering muncul di teluk ini. Masyarakat Tangerang mengaitkannya dengan Legenda Banjir Sungai CIsadane.

3. Asal Usul Desa Lengkong
Cerita ini berkisah mengenai terjadinya Desa Lengkong. Asal usul ini masih ada hubungannya dengan Legenda Banjir Sungai Cisadane, di mana perut Naga yang menyumpal di tikungan sungai.

4. Pendekar Cisadane
Pendekar Cisadane adalah jagoan silat yang melawan Ratu Siluman Buaya di bantaran sungai Cisadane.

Cerita fiksi adalah cerita rekaan atau khayalan pengarang. Isi cerita fiksi dapat berdasarkan fakta yang diperoleh dari berbagai pengalaman, baik pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain, yang kemudian diolah menjadi bahan cerita yang menarik.

Detil tambahan:
Kelas : IV
Tema : 8 (Daerah Tempat Tinggalku)
Subtema : 1 (Lingkungan Tempat Tinggalku)
Pembelajaran : 1
Kata kunci : cerita fiksi daerah tangerang
Cerita fiksi merupakan sebuah bentuk cerita yang tidak terbukti kenyataannya atau tidak terdapat bukti fakta yang terkandung.

Cerita fiksi bisa berupa : Cerita rakyat, Fabel, Dongeng.

Berikut ini cuma contoh cerita fiksi dari Kota Tanggerang :

- Legenda si Ayub dan Teluk Naga
- Legenda banjir cisadane
- Pendekar dari Cisadane.

- Semoga Bermanfaat -

14. Menceritakan tentang apa cerita fiksi tentang kota Tangerang


Selalu berdirinya kota Tangerang


15. sebutkan cerita fiksi yang ada di tangerang


Si ayub dari Teluk NagaSi ayub
SEMOGA membantu

Video Terkait


Posting Komentar untuk "Cerita Fiksi Tangerang"